Selasa, 24 Juli 2012

Tanda-tanda Mati telah Dekat

100 Hari Sebelum Hari Kematian menurut imam ghazali:

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-mereka yg dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini, hanya apakah mereka sadar atau tidak saja. Tanda ini akan berlaku lazimnya setelah waktu Asar. Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan mengalami getaran, seakan-akan menggigil.

Contohnya seperti daging sapi/kambing yang baru disembelih, dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya nikmat, dan bagi mereka yang sadar dan berdetak di hatinya bahwa mungkin ini adalah tanda kematian maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa ada manfaat. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

40 Hari Sebelum Hari Kematian

Sabtu, 21 Juli 2012

Benarkah Umar ibn Khattab mengubur anaknya hidup-hidup ?!



Terdapat beberapa buah buku yang tersebar luas dalam masyarakat yang menceritakan kisah Sayyidina Umar r.a. konon telah membunuh seorang anak perempuan dan menanamnya hidup-hidup, seperti sebuah buku berjudul “Sepuluh Shahabat Dijamin Ahli Surga” oleh Muhammad Ali Quthub, terbitan Pustaka Nasional Pte. Ltd (1984), hal. 50-51.



Dua artikel berkenaan cerita ini telah disiarkan dalam Akhbar Harakah. Satunya disiarkan sebagai bahan bacaan untuk kanak-kanak di ruangan BESTARI (Harakah, 18 Disember 1998) dan satu lagi artikel hasil penyelidikan satu kumpulan yang memakai nama ILHAM ( Harakah, 30 Nov 1998) . Keduanya mengandung cerita yang sama dengan meskipun dengan sedikit perbedaan .



Jika cerita seperti itu disebarkan oleh musuh Islam, tentu sekali tiada maksud lain bagi mereka melainkan untuk memburuk-burukkan Sayyidina Umar r.a. yang merupakan shahabat karib Rasulullah s.a.w. dan khalifah agung umat Islam.



Jika cerita seperti ini disebarkan oleh mereka dari kalangan Ahli Sunnah wal-Jamaah, pada pandangan penulis, ada dua kemungkinan yang mendorong mereka untuk menyebarkannya.



Pertama, karena jahil dan kedua, adalah karena menganggap kisah ini berlaku sewaktu Sayyidina Umar r.a. berada di zaman jahiliyyah.



Apa susahnya andaikata semasa zaman jahiliyyah itu, Sayyidina Umar r.a. telah melakukan perbuatan demikian! Selain itu bukankah ini menunjukkan kehebatan Islam dengan kemampuannya yang luar biasa dapat mengubah dan membentuk pribadi manusia sehingga manusia yang sekejam Sayyidina Umar r.a. itu pun telah menjadi sebaik-baik manusia malah menjad pemimpin Islam contoh untuk umat Islam ?



Bagi penulis, tidaklah masalah soal kehebatan Islam dalam mengubah kehidupan manusia karena itupun telah pun terbukti melalui banyak riwayat-riwayat yang shahih tetapi bagaimana dengan cerita kekejaman Sayyidina Umar r.a. ini ? Apakah kedudukannya ? Apakah cerita ini memang mempunyai dasar ataukah hanya dongeng dan cerita rekaan semata-mata ?



Alangkah baiknya kepada para pembaca sekiranya penulis-penulis buku dan artikel-artikel ini menyebutkan kitab-kitab rujukan kisah ini supaya amanah ilmiah yang mereka bawakan kepada orang banyak itu disampaikan dengan penuh tanggung jawab.



Kisah ini tidak akan dapat pernah ditemui walaupun hanya bayangannya saja di dalam kitab-kitab hadits atau kitab-kitab sejarah yang muktabar ! Tentu sekali cerita ini dibuat oleh musuh-musuh Islam tetapi sungguh malang sekali apabila kita sebagai umat Islam menerima apa saja yang disodorkan dalam cerita atau kisah-kisah shahabat padahal Rasulullah s.a.w. telah pun bersabda, “Cukuplah seseorang itu menjadi pendusta apabila ia menceritakan apa saja yang didengarnya.” ( Hadits Riwayat Muslim)



Tujuan penulis membetulkan artikel-artikel ini tidak lain adalah untuk memelihara kesucian sejarah hidup Rasulullah s.a.w. Juga untuk memberi peringatan kepada umat Islam umumnya, pendakwah-pendakwah, penulis-penulis dan guru-guru agama khususnya supaya berhati-hati apabila membawa sesuatu kisah berhubung dengan Rasulullah s.a.w. dan shahabat-shahabat baginda s.a.w. kerana mereka adalah cermin agama Islam.



Supaya lebih jelas kepada para pembaca, penulis tuliskan kembali bagian terpenting dari kisah Sayyidina Umar r.a. mengubur hidup-hidup anak perempuannya (sebagaimana yang disebarkan dalam akhbar di atas).



Begini ceritanya…..

Jumat, 13 Juli 2012

Terry Hold Brooks,


Seorang tentara AS yang bertugas menjaga dan menyiksa para mujahidin yang ditawan di Guantanamo, Terry Hold Brooks, dengan sukarela masuk Islam. Ke-Islamannya mengguncangkan negara ‘demokrasi' terbesar di dunia itu.




Hold Brooks ditugaskan oleh Angkatan Bersenjata AS untuk menjaga dan menyiksa para mujahidin di penjara Guantanamo. Para komandan senantiasa mendoktrin para tentara yang bertugas di Guantanamo bahwa para mujahidin yang mereka tahan adalah manusia paling jahat di muka bumi. Sebab, mereka bekerja di bawah kepemimpinan Usamah bin Ladin. "Mereka akan membunuhmu saat pertama kali engkau bertemu mereka, "kata para komandan.

Kamis, 12 Juli 2012

BELAJAR IHKLAS DARI GULA



Kebanyakan dari kita pasti pernah merasakan manisnya gula, tapi tahukah kita meskipun gula itu sering digunakan dalam aneka makanan dan minuman, tapi jasa gula sering kali dilupakan, dan karena gula sering memberi rasa dengan ikhlas maka nilai gula sangatlah tinggi atau mahal harganya. contoh

1. Gula dicampur air dicampur teh, yang disebut adalah teh atau teh manis

2. Gula dicampur kopi dicampur air yang disebut adalah kopi atau kopi manis

3. Gula dicampur kopi dicampur air dicampur moca yang disebut kopi moca

4. Gula dicampur dalam adonan roti kalau sudah jadi disebut roti

Rabu, 11 Juli 2012

2 Modal Utama Dari ALLOH Untuk Tari

Assalaamu'alaykum, Sahabat Tari yang dimuliakan Alloh...

Alloh SWT memberi Sahabat Tari dua modal utama yang dengan dua modal tersebut, cukuplah bagi Sahabat Tari untuk menjadi alat dalam menghadapi segala persoalan hidup di dunia ini. Dua modal itu sengaja Alloh berikan memang untuk bekal Sahabat Tari hidup di dunia yang penuh dengan berbagai tantangan, ujian/cobaan serta persoalan-persoalan yang menghampiri setiap saat.

Orang yang mampu menggunakan dua modal utama tersebut, tentulah ia akan survive melalui kehidupan di dunia ini. Sebaliknya, keputus-asaan, frustasi, gila hingga bunuh diri adalah dampak dari manusia yang tidak mengenali dan tidak mengetahui atau sama sekali tidak mengerti bagaimana menggunakan dua modal tersebut.

Ya, modal tersebut adalah HATI & OTAK.
Di dalam hati harus dipenuhi dengan iman. Karena imanlah yang membuat Sahabat Tari mampu berdiri tegak. Karena iman yang tangguhlah seseorang berani berbuat apapun. Dan karena imanlah, seseorang meyakini apa yang di luar nalarnya.

Begitu pula dengan otak. Otak kita harus terisi pula dengan akal yang cerdas. Akal adalah alat untuk mencari jalan di setiap kerumitan. Akal adalah kunci jawaban di setiap persoalan. Karena itu, Sahabat Tari hanya butuh waktu beberapa saat saja untuk mefokuskan pikirannya hingga akalnya maksimal dan menghasilkan ide-ide brilliant untuk menyelesaikan kesempitan dan persoalan hidupnya.

Saya sering memotivasi teman-teman atau peserta training bahwa sepelik apa pun persoalan dalam hidup kita, kita cukup mengalokasikan waktu 1 atau 2 jam untuk berpikir (tafakkur). Lalu otak pun dimaksimalkan untuk berpikir mencari ide penyelesaian masalah. Iman pun dikuatkan tentang keyakinan pada Alloh SWT.

Maka insyaAlloh dalam waktu 1 sampai 2 jam, Sahabat Tari insya Alloh akan mendapatkan ide yang kita tunggu-tunggu. Sebuah ide brilliant yang mampu membuat Sahabat Tari terperangah... Seolah-olah Sahabat Tari tidak percaya bahwa Sahabat Tari bisa memperoleh ide sedemikian hebatnya... Karena itu beriman dan berpikirlah...

Selamat mencoba..


Salam Taqwa dari saya...

Assalaamu'alaykum..

Awan Abdullah
 
Taman Surga Edutainment
Perum. UNY Deresan II/7 Rt.15/05 CT, Depok, Sleman, DIY-Indonesia 55281
No. Telp/Hp. (0274) 9380 680 / 0838 67 0505 22

Sahabat Tari, Menjemput Kebahagiaan Itu Mudah

Assalaamu'alaykum, Sahabat Tari yang dimuliakan Alloh...
Menjemput kebahagiaan itu mudah, Sahabat Tari. Karena kemudahan itu diperoleh dari memberi kebahagiaan kepada orang lain.
Maka bahagiakanlah orang lain niscaya hidup Sahabat Tari pasti bahagia.
(Inspirasi dari QS. Al An’Am : 160)

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Pahala adalah balasan dari Alloh SWT yang bisa disegerakan di dunia atau diberikan di akhirat nanti. Balasan dunia tentunya adalah kemudahan-kemudahan Bisa juga rezeki, kesehatan dan sebagainya. Oleh karena itu, seseorang yang suka memberi kemudahan kepada orang lain, tentunya ia akan mendapat pahala. Bisa jadi pahala itu berbentuk kemudahan juga baginya, karena telah memberi kemudahan bagi orang lain.

Karena itu, teruslah Sahabat Tari memberi kemudahan dan berbagi kebahagiaan agar memperoleh kemudahan dan kebahagiaan insya Alloh.


Salam Taqwa dari saya...

Assalaamu'alaykum..

Awan Abdullah
 
Taman Surga Edutainment
Perum. UNY Deresan II/7 Rt.15/05 CT, Depok, Sleman, DIY-Indonesia 55281
No. Telp/Hp. (0274) 9380 680 / 0838 67 0505 22

Rabu, 04 Juli 2012

Cintailah Apa Yang Ada

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Syarat dan Adab Menuntut Ilmu Bagi Muslimah


Wanita adalah seorang pribadi yang dibebani kewajiban-kewajiban sebagaimana laki-laki. Maka wajib baginya untuk mencari ilmu tentang kewajiban-kewajiban yang dibebankan padanya agar ia dapat menunaikan itu dengan keyakinan.

Ketahuilah wahai muslimah, bahwa keluarnya wanita untuk menuntut ilmu adalah boleh (yang jika dia tidak mempelajari ilmu itu maka ibadahnya akan mengalami cacat). Islam memberikan syarat dan adab-adab kepada wanita ketika keluar rumah untuk menuntut ilmu. Diantara syarat yang paling penting adalah:

1. Tidak adanya mahrom yang dapat mengajarinya.

Jika ada mahrom yang dapat mengajarinya seperti ayah, saudara laki-laki atau suami maka itu telah mencukupi dia daripada keluar. Akan tetapi jika tidak ada yang dapat mengajarinya maka ia wajib bertanya dan belajar

Selasa, 03 Juli 2012

Nasihat Imam Asy-Syafi’iy kepada Muridnya, Imam Al-Muzany



Imam Al-Muzany bercerita:

“Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya, “Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”

Beliau menjawab, “Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”

Aku berkata, “Nasihatilah aku.”

Asy-Syafi’iy berpesan kepadaku, “Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu, dan janganlah lupa bahwa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah terhadap Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah segalah hal yang Dia haramkan, laksanakanlah segala perkara yang Dia wajibkan, dan hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah kepadamu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlahorang yang menzhalimimu, sambunglah (silaturrahmi dari)orang yang memutus silaturahmi terhadapmu, berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan.”

Aku berkata, “Tambahlah (nasihatmu) kepadaku.”

Senin, 02 Juli 2012

APA YANG TERJADI PADA TUBUH KITA DI KUBURAN ?



Oleh: Dr.Zuhair Rabih (Anggota Haiah I’jazul Ilmi, Makkah al-Mukarromah)

Sesungguhnya mayit di dalam kubur, akan melewati beberapa fase perubahan, dan aku akan menyebutkan secara ringkas beberapa fase tersebut, sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya. Berikut ini fase tersebut:

# Malam Pertama: #
Di kuburan pembusukan bermula pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja.

Dampak DOSA dan MAKSIAT




Setiap kita tentunya menginginkan kehidupan yang baik, bahkan lebih baik. Kehidupan yang baik tersebut akan kita dapat jika kehidupan kita dinaungi keridhaan Allah SWT. Kehidupan yang baik didasari ketakwaan kepada Allah. Faktor materi berupa kekayaan, pangkat dan jabatan tidak bisa menjadi standar pertama dalam menilai baiknya kehidupan seseorang. Karena takwa adalah standar utama dalam mengukur baiknya kehidupan.



Untuk mendapatkan kehidupan yang diridhai Allah SWT. perlu usaha dan perjuangan. Karena tidak sedikit godaan, baik dari dalam diri maupun dari luar yang bisa memalingkan kita dari upaya menggapai ridha Allah SWT. Tidak sedikit sarana-sarana yang bisa menggelincirkan kita berbuat dosa dan maksiat. Padahal dosa dan maksiat adalah sumber kesengsaraan hidup. Dosa dan maksiat menjauhkan seseorang dari hidup penuh kebaikan dan kebahagiaan. Maka agar kita bisa terhindar dari maksiat dan dosa, mari kita telusuri dampak dari kedua hal tersebut. Karena mengetahui bahaya dari sesuatu bisa mendorong kita untuk menjauhi hal tersebut.





Dampak dari perbuatan dosa dan maksiat,

PERJALANAN ARUS AIR



Sekumpulan Kecil Arus Air Turun dari Ketinggian Gunung,
Jauh di Atas Sana melalui Sejumlah Desa dan Hutan,
hingga ia Mencapai Padang Pasir.

Arus Kecil itu lalu Berpikir,
"Aku telah Melewati Begitu Banyak Rintangan.
Tentunya Tidak Ada Masalah buat Aku Melintasi Padang Pasir ini!"

Namun ketika ia memutuskan untuk Memulai Perjalanannya,
ia Menemukan Dirinya Menghilang secara Perlahan-lahan ke dalam Padang Pasir.

Setelah mencoba berkali-kali,
ia Masih Tetap Menemukan Dirinya yang Menghilang dan Merasa Sangat Sedih.
"Mungkin Ini Nasibku!
Aku Tidak Memiliki Nasib untuk Mencapai Lautan Luas seperti Dalam Legenda,"
ia Menggerutu dan Mengutuk Dirinya.

Pada waktu itu,
terdengar Suara yang Dalam,
"Jika Awan Dapat Melewati Padang Pasir, Tentunya Sungai Juga Bisa."

Kedengarannya seperti Suara PADANG PASIR.
Tidak begitu yakin,
ARUS KECIL menjawab,
"Itu karena Awan Dapat Terbang, tapi Aku Tidak Bisa."

"Itu Karena Kamu MELEKAT pada Dirimu.
Jika kamu Benar-benar Hendak MELEPASKANNNYA,
dan biarkan Dirimu Menguap, ia nya akan Menyeberang,
dan kamu akan Mencapai Tujuanmu,"
kata Padang Pasir dengan Suara yang Dalam.

Arus Kecil Tidak Pernah Mendengar hal seperti ini.
"Melepaskan Diriku Sekarang dan Menghilang ke dalam Bentuk Awan?
Tidak! Tidak!"

Ia Tidak Dapat Menerima Gagasan demikian.

Lagipula,
ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya.
Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada
bentuk yang ia miliki sekarang?

"Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?" tanya arus kecil.

"Awan Dapat Membawa Dirinya Menyeberangi Padang Pasir dan
Melepaskannya sebagai Hujan di Tempat yang Tepat.
Hujan akan Membentuk Sungai Lagi untuk Meneruskan Perjalanannya,"
demikian jawaban dari Padang Pasir dengan Sabar.

"Akankah aku masih seperti diriku sekarang?"
tanya arus kecil.

"Ya, dan tidak.
Apakah kamu sebagai Sungai atau Uap yang Tak Kasat Mata,
HAKEKAT DIRI Kamu Tidak Akan Pernah Berubah.
Kamu Melekat Pada Kenyataan bahwa Kamu adalah
SUNGAI Karena Kamu Tidak Mengetahui Hakekat Diri Kamu," jawab Padang Pasir.

Jauh di dalam sanubarinya,
arus kecil teringat bahwa sebelum ia menjadi sungai,
kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya
hingga ke atas gunung,
di mana ia berubah menjadi hujan dan jatuh ke tanah dan
menjadi dirinya sekarang ini.

Akhirnya Arus Kecil Mengumpulkan Keberaniannya dan
Berlari ke dalam Rangkulan Awan yang Membawanya ke
PERJALANAN HIDUP Berikutnya.

Perjalanan Hidup Kita seperti Halnya Pengalaman dari Arus Kecil.
Jika Anda ingin Melewati Rintangan dalam Hidup Anda guna
Mencapai TUJUAN dari KEBENARAN, KEBAJIKAN dan KEINDAHAN,
Anda juga Harus Memiliki KEBIJAKSANAAN dan KEBERANIAN Untuk
Melepaskan sifat ke-AKU-an (Kelekatan Pada Diri Anda).

Mungkin Anda Dapat Menanyakan Pertanyaan ini pada Diri Anda :
"Apakah Hakekat Diriku?
Melekat pada Apakah Diriku ini? dan
Sebenarnya Apa yang Benar-benar Aku Inginkan? "

From Kata-Kata Hikmah
Foto: PERJALANAN ARUS AIR (MOTIVASI)

Sekumpulan Kecil Arus Air Turun dari Ketinggian Gunung,
Jauh di Atas Sana melalui Sejumlah Desa dan Hutan,
hingga ia Mencapai Padang Pasir.

Arus Kecil itu lalu Berpikir,
"Aku telah Melewati Begitu Banyak Rintangan.
Tentunya Tidak Ada Masalah buat Aku Melintasi Padang Pasir ini!"

Namun ketika ia memutuskan untuk Memulai Perjalanannya,
ia Menemukan Dirinya Menghilang secara Perlahan-lahan ke dalam Padang Pasir.

Setelah mencoba berkali-kali,
ia Masih Tetap Menemukan Dirinya yang Menghilang dan Merasa Sangat Sedih.
"Mungkin Ini Nasibku!
Aku Tidak Memiliki Nasib untuk Mencapai Lautan Luas seperti Dalam Legenda,"
ia Menggerutu dan Mengutuk Dirinya.

Pada waktu itu,
terdengar Suara yang Dalam,
"Jika Awan Dapat Melewati Padang Pasir, Tentunya Sungai Juga Bisa."

Kedengarannya seperti Suara PADANG PASIR.
Tidak begitu yakin,
ARUS KECIL menjawab,
"Itu karena Awan Dapat Terbang, tapi Aku Tidak Bisa."

"Itu Karena Kamu MELEKAT pada Dirimu.
Jika kamu Benar-benar Hendak MELEPASKANNNYA,
dan biarkan Dirimu Menguap, ia nya akan Menyeberang,
dan kamu akan Mencapai Tujuanmu,"
kata Padang Pasir dengan Suara yang Dalam.

Arus Kecil Tidak Pernah Mendengar hal seperti ini.
"Melepaskan Diriku Sekarang dan Menghilang ke dalam Bentuk Awan?
Tidak! Tidak!"

Ia Tidak Dapat Menerima Gagasan demikian.

Lagipula,
ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya.
Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada
bentuk yang ia miliki sekarang?

"Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?" tanya arus kecil.

"Awan Dapat Membawa Dirinya Menyeberangi Padang Pasir dan
Melepaskannya sebagai Hujan di Tempat yang Tepat.
Hujan akan Membentuk Sungai Lagi untuk Meneruskan Perjalanannya,"
demikian jawaban dari Padang Pasir dengan Sabar.

"Akankah aku masih seperti diriku sekarang?"
tanya arus kecil.

"Ya, dan tidak.
Apakah kamu sebagai Sungai atau Uap yang Tak Kasat Mata,
HAKEKAT DIRI Kamu Tidak Akan Pernah Berubah.
Kamu Melekat Pada Kenyataan bahwa Kamu adalah
SUNGAI Karena Kamu Tidak Mengetahui Hakekat Diri Kamu," jawab Padang Pasir.

Jauh di dalam sanubarinya,
arus kecil teringat bahwa sebelum ia menjadi sungai,
kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya
hingga ke atas gunung,
di mana ia berubah menjadi hujan dan jatuh ke tanah dan
menjadi dirinya sekarang ini.

Akhirnya Arus Kecil Mengumpulkan Keberaniannya dan
Berlari ke dalam Rangkulan Awan yang Membawanya ke
PERJALANAN HIDUP Berikutnya.

Perjalanan Hidup Kita seperti Halnya Pengalaman dari Arus Kecil.
Jika Anda ingin Melewati Rintangan dalam Hidup Anda guna
Mencapai TUJUAN dari KEBENARAN, KEBAJIKAN dan KEINDAHAN,
Anda juga Harus Memiliki KEBIJAKSANAAN dan KEBERANIAN Untuk
Melepaskan sifat ke-AKU-an (Kelekatan Pada Diri Anda).

Mungkin Anda Dapat Menanyakan Pertanyaan ini pada Diri Anda :
"Apakah Hakekat Diriku?
Melekat pada Apakah Diriku ini? dan
Sebenarnya Apa yang Benar-benar Aku Inginkan? "

From Kata-Kata Hikmah

KIAT-KIAT MENGHINDARI MAKSIAT


Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah bersabda,

“Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)

Bahkan para Nabi pun tidak luput dari kesalahan, dan mereka bertaubat kepada-Nya. Seperti nabi Adam pernah melanggar perintah Allah dengan mendekati pohon larangan, kemudian beliau bertaubat dan berdoa kepada Allah, artinya,

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)

Pada zaman ini, sarana kemaksiatan semakin banyak, orang semakin sulit menghindari racun yang ditimbulkan oleh kemaksiatan tersebut. Walaupun demikian ada beberapa kiat agar terhindar dari kemaksiatan, yaitu;

BERKAT SEDEKAH, TUKANG BECAK ITU MENGUNJUNGI BAITULLAH


Pak Parman, demikian orang-orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Sudah bisa ditebak, berapa kekayaannya? Dia hanya punya tempat tinggal, dan itu pun kost di tempat yang kumuh, yang gentengnya sewaktu-waktu bisa bocor karena hujan. Meski begitu, Pak Parman memiliki budi yang sangat mulia. Kemiskinan yang merenggut kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain.

“Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji. Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.”

Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Parman adalah “sedekah jasa”. Yaitu, setiap hari Jum’at ia menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka, atas kebaikannya itulah, suatu “keberkahan hidup” kemudian menghampirinya.

Suatu ketika, di hari Jum’at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba, ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan, mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kaya itu pun bertanya kepada supirnya, “Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?”

7 Azab yang Dilihat Pengali Kubur


Terdapat seorang pemuda yang kerjanya adalah menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut berjumpa dengan seorang alim/ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah s.w.t.

Dia berkata, “Sepanjang aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 perkara ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Lantaran aku merasa sangat insaf atas perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertaubat.” Yang pertama, aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi apabila aku menggali semula kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telahpun membelakangkan kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?” tanya pemuda itu.

Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah s.w.t. sewaktu hidupnya. Lantaran Allah s.w.t. menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, bagi membezakan mereka daripada golongan muslim yang lain,” jawab ahli ibadah tersebut.

Minggu, 01 Juli 2012

KISAH NYATA USTAD YUSUF MANSUR


Di suatu perjalanan dari Sukabumi menuju Jakarta, 3 bulan yang lalu, sebelum bulan Ramadhan.

Saat tertidur di perjalanan, terbangunlah Ustad Yusuf Mansur (dibangunkan Allah SWT) dengan rasa kepingin pipis. Tidak jauh di depan ada sebuah SPBU, diputuskanlah untuk buang air kecil di SPBU tersebut.

Setelah mobil di parker dan turun dari mobil, terlihat berlari tergopoh-gopoh seorang satpam SPBU menghampirinya.

“Assalammualaikum pak ustad”, salam si satpam.

“Waalaikumsalam”, ustad menjawab.